Selasa, Februari 10, 2009

Mimpi Bobotoh - Soccer For Life

Olah raga yang satu ini merupakan primadona di belahan dunia manapun. Siapa yang tak kenal Lev Yasin Pele, Maradona dan Beckenbauer serta Platini ? Siapa pula yang tak kenal CR7, Beckham, Del Piero juga Ronaldo ? Walaupun kadang kita sendiri lupa dengan legenda Indonesia di olah raga yang satu ini. Diantara mereka yang menjadi legenda sepak bola di Indonesia sebut saja Ramang, Iswadi, Paslah, Ronny, Risdianto, A. Kadir dan masih banyak lagi.



Ketika “tidak sengaja “ nonton siaran langsung di TV pertandingan ISL antara Persib vs Persipura jadi teringat zaman SMP dulu. Ya.. waktu itu ketika ada turnamen sepak bola se Kabupaten Majalengka di Desa Leuweung Gede Kecamatan Jatiwangi ( meureun pang na disebut Leuweung Gede soteh kulantaran baheulana memang daerah eta teh  hutan yang sangat lebat ). Ceuk urang sunda mah meureun disebutna Leuweung geledegan, Leuweung gerot, Leuweung gonggong simagonggong leuweung anu sakuriling bungking pinuh ku rupa-rupa kakayon sarta teu kasaba ku manusa iwal sarupaning sasaton anu kaayaannana geueuman, pikasieuneun.

Kalau dulu mah nonton teh sambil gogorowokan bari jeung jijingkrakan babarengan di pinggir lapang, ari tadi mah jijingkrakanana sorangan bari jeung gogorowokan dalam hati ( nyaeta berteriak-teriak dalam hati teh kulantaran barudak karek sare pisan, bisi nyaring deui jeung bisi disangka anu gelo ku tatangga kulantaran gogorowokan sorangan ti peuting siga anu gelo ).

Walaupun prestasi Persib tidak secemerlang dulu namun yang pasti saya mah masih tetep jadi bobotoh Persib anu satia. Kadang mun keur nonton Persib maen suka teringat gocekanana Kang Uut Kuswendi dari sayap kiri tea, geuning harita mah ti sayap kiri teh anjeuna pura-pura rek langsung mere umpan langsung dengan tendangan kaki kirinya, tapi teu jadi da jadina dikocek wungkul ( siga keur nyieun teh tubruk wae pake dikocek sagala ) tah.. terus biasana kalau sudah mengecoh pemain lawan baru memberi umpan ke daerah kotak pinalti dengan tendangan kaki kanannya. Biasanya kalau sudah begitu teh sering pisan barisan depan Persib mencetak gol ( apan ayeuna mah jarang pisan moment Persib anu siga kitu teh ).

Sehubungan dengan tema blog ini untuk kembali ke alam alias back to nature, bagaimana kalau saya punya wacana begini….


Bagaimana Caranya Sepak Bola Bisa Berperan Dalam Penyelamatan Bumi Dari Efek Global Warming ?

Kalau menurut saya mah kieu, :

1. Setiap pengurus, pelatih dan pemain ( Persib )“diwajibkan” menyisihkan uang “seribu dua ribu” setiap bulannya (lila teuing nya ? kumaha mun setiap pertandingan ?) untuk Program Penghijauan Kembali Hutan-hutan di Tatar Sunda yang sudah mulai gundul, agar tidak mudah longsor dan banjir ( korban tewas terbanyak akibat bencana longsor di Indonesia teh apan di urang, di Jawa Barat ).

2. Kita selaku Bobotoh yang rajin nonton pertandingan Persib di stadion pastina oge rela dan mudah-mudahan ikhlas mun nambahan “sarebu dua rebu” dari harga karcis yang dibeli untuk berperan serta dalam Program Penghijauan Kembali Hutan-hutan di Tatar Sunda.

3. Sebaiknya setiap pengurus, pelatih dan pemain ( lawan ) yang akan bermain tandang ke Tatar Sunda “diwajibkan” membawa masing-masing satu pohon ( syukur-syukur mun pohon na pohon khas daerah na ) untuk ditanam di hutan kita, saperti contona pohon Matoa anu khas Papua.


4. Sebaiknya setiap pengurus, pelatih dan pemain (PERSIB) yang akan bermain tandang ke luar daerah “diwajibkan” juga membawa masing-masing satu pohon, syukur-syukur mun pohon na pohon anu langka khas Jawa Barat seperti Kawista, Duwet atawa Misbul atau Bisbul ( Buah Misbul hampir punah da di Jatiwangi oge ayana mung di sekitar Jalan Paseureuhan) untuk ditanam di hutan di daerah tempat Persib bertandang.

5. Jika program tersebut diatas dilaksanakan dengan konsisten dan berkesinambungan baik itu oleh Pengurus, Pelatih, Pemain (PERSIB) dan Bobotoh juga Pemda Jabar diharapkan hutan-hutan di Jawa Barat khususna dan Indonesia umumnya hijau kembali dan ekosisten hutanpun tentunya akan berkembang dengan sendirinya.

6. Boh bilih suatu saat PERSIB punya stadiun anu mumpuni,  cik atuh sediakan di berbagai penjuru tempat sampah anu Go Green, semakin banyak semakin baik. Tempat sampah anu beda eusina, mana jang sampah organik mana jang sampah non organik. Mana jang sampah plastik manu jang sampah anu lainna. Dengan demikian para Bobotoh bisa dengan mudah dan gampang membuang sampah pada tempatnya, tong sampe bubar nonton teh stadion jadi pinuh ku runtah alias sampah. Diharapkan kebiasaan para Bobotoh membuang sampah pada tempatnya menjadi semacam budaya dan menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan ku para Bobotoh. Dengan demikian suatu saat dina diri para Bobotoh teh aya perasaan berdosa kalau teu membuang sampah pada tempatnya.

Tah… sampah-sampah tersebut bisa dimanfaatkan ku para Bobotoh atau klub atau siapapun  untuk dibuat menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis. Sampah organikna saperti kulit kulub suuk, kulit kuaci jeung sajabana anu bersifat organik bisa dimanfaatkan buat dibuat pupuk organik.  Atuh ari sampah non organikna saperti botol plastik, sedotan atawa kaleng bekas minuman bisa dimanfaatkeun menjadi merchandise atau kerajinan tangan anu Go Green.  Produk-produk yang dihasilkan dari sampah Bobotoh tersebut bisa dijual di toko-toko  merchandise na PERSIB baik dengan cara offline ataupun  online, jadi bukan hanya jersey, syal, kupluk atawa bendera we nu dijual tapi juga produk-produk daur ulang hasil karya para Bobotoh.  Nya dari Bobotoh, Ku Bobotoh jeung Buat Bobotoh. 

Cik aya teu ayeuna di dunia klub sepak bola yang memanfaatkan sampah fans-na  menjadi barang yang lebih berkualitas, bernilai ekonomis dan mendukung Go Green. Tah.. penghasilan dari hasil menjual  produk yang dibuat dari sampah tersebut bisa  dimanfaatkan untuk  tabungan pohon agar hutan-hutan di Jawa Barat khususna bisa menjadi lebih hijau kembali. Diharapkan dengan semakin hijaunya hutan kita, bencana banjir jeung tanah longsor takkkan lagi terjadi di Jawa Barat khususna dan di negeri ini umumnya.

7.  Mimpi lainnya tentu saya ingin para Bobotoh kedepannya bisa menjadi lebih dewasa, sopan, santun  dan menjadi pendukung PERSIB yang bisa menjadi panutan yang baik dimanapaun, boh mendukung di pertandingan kandang oge di pertandingan tandangna PERSIB.  Masih ingat dulu ulah para Holigaans di Inggris sana ? saking cintanya kepada klub sepak bola kesayangannya mereka mengungkapkan perasaannya tersebut dengan berbuat  yang kurang terpuji dan merugikan orang lain.

Tapi mereka kini berubah karena mereka ingin berubah, saya yakin da para Bobotoh oge ingin menjadi pendukung setia yang baik budi pekertinya. Bukan berarti yang sekarang tidak baik tapi kadang ada oknum-oknum Bobotoh yang berbuat dan bertindak merugikan tim kesayangannya PERSIB dan juga orang lain.  Untuk kedepannya diharapkan takkan ada lagi pelemparan botol minuman atau sejenisnya kepada wasit atau pemain lawan, menyalakan flare atau kembang api dll.  Kira-kira bisa teu nya suatu saat tim-tim yang berlaga di ISL mempunyai perasaan rindu kalau tidak bertanding di stadion dan di depan Bobotohna PERSIB ? Bisa tidak ya mereka tidak takut dan malah bangga dan selalu ingin bertanding di kandangnya PERSIB dan di depan Bobotoh? Karena mereka senang bisa menyuguhkan pertandingan yang berkelas di stadion yang Go Green dan di depan para Bobotoh yang cinta damai.

Suatu saat pasti kita bisa menonton pertandingan PERSIB dari pinggir lapangan seperti halnya di Inggris sana. Liga sepakbola di Inggris sana sekarang kan sudah mendunia dan bisa dinonton serta dinikmati pecinta sepak bola dari berbagai penjuru dunia. Salah satunya karena para pendukungnya yang bersikap sopan santun dan tertib menonton dan mendukung para jagoannya berlaga di tengah lapangan..

8  Bukan tidak mungkin Persib dan Pemda Jabar serta Bobotoh juga masyarkat di Tatar Sunda ieu jika jadi Pioner dalam program tersebut kedepannya bisa jadi panutan untuk Klub dan Pemda lainnnya di Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya. Komo mun klub-klub sepak bola di Eropa mah, pastina oge moal nyisihkeun “sarebu duarebu” tapi “saeuro dua euro”. Terus kalau mereka melihat dan percaya dengan program yang telah kita lakukan dalam rangka penghijauan kembali hutan-hutan Indonesia, bukan tidak mungkin mereka ikut menyumbangkan dana yang telah mereka kumpulkan untuk Penghijauan Kembali Hutan Indonesia.


Ayo PERSIB Jadilah Klub Yang Berwawasan Lingkungan!


Ayo Bobotoh Jadilah Pendukung Persib Yang Peduli Lingkungan!


Go Persib! Go Green! Go Soccer! Go Green!


( Gambar Diambil dari ipteknet.com dan detiknet.com )


Asdansbacktonature


--------========--------



Ciptakan Mesin Uang Anda Disini


Jika Anda Merasa Artikel Ini Menarik Dan Bermanfaat Masukan Alamat Email Anda Disini Untuk Berlangganan Melalui Email Secara GRATIS.


Enter your email address:



Delivered by FeedBurner
Tulisan Lain Yang Relevan Dengan Posting Ini :
Balad Kuring
Walimari

Baca Selengkapnya..

Rabu, Februari 04, 2009

Walimari

Terkadang jika kita ingat masa lalu yang lucu suka tesenyum bahkan tertawa sendiri. Apalagi jika ingat masa-masa selokah dulu. Mulai dari kenakalan kita yang kadang bolos sekolah dan tidak mengerjakan PR, atau kenakalan-kenakalan lain yang kadang membuat kita “ disetrap “ alias disuruh berdiri didepan kelas dengan satu kaki sampai pelajaran usai.

Namun bukan itu yang akan saya ceritakan disini. Yang akan saya ceritakan adalah tentang “ Walimari “. Agak mirip-mirip sama peristiwa “ Malari “ seh, ya mirip karena nama keduanya berkaitan dengan “ Angka “.

Walimari dimulai sekitar tahun 1986 atau 1987 ( punten saya teh lupa pastina ) dan berakhir tahun…. Tahun sabaraha nya ? Walimari sepertinya yang saya tahu hanya ada di SMPN I Jatiwangi Kabupaten Majalengka.

Apa Itu Walimari ?

Walimari lahir dari sebuah keprihatinan dan keinginan yang kuat dari segenap murid, guru, dan pejabat sekolah lainnya. Ya… keinginan untuk mempunyai sebuah “ Gedung Serbaguna “ namun tak punya biaya untuk membangunnya. Gedung impian yang bisa digunakan untuk berbagai acara sekolah, mulai dari olah raga, pagelaran seni dan budaya serta berbagai acara lainnya.

Tercetuslah sebuah ide untuk mengumpulkan dana yang diperlukan tersebut. Walimari merupakan kependekan dari “ Duwa Lima Sehari “ alias “Dua Puluh Lima Perak Sehari “.

Hari Senin tanggal… ( boro2 tanggal apan taun na oge poho ) ketika Upacara Bendera Bapak Kepala Sekolah pada waktu itu ( saha nya harita teh namina ? na.. meni ka poho2 teiung ieu teh! ) meresmikan dimulainya Program Walimari. Program yang mewajibkan semua muridnya untuk menyisihkan Rp. 25,00 ( dua puluh lima rupiah ) sehari untuk ditabung di kas sekolah guna mewujudkan impian “ Gedung Serbaguna “.

Tak terasa sedikit demi sedikit, tahun demi tahun berganti berharap rupiah terkumpul untuk membangunnya. Namun… tahun 1989 ketika saya lulus dan meninggalkan sekolah tercinta, Gedung yang dimaksud belum juga dibangun ( nya kumaha rek dibangun da duitna oge can cukup2, kacipta kan ngan dua puluh lima perak sapoe… mana cukup ? ).

Tapi Alhamdulillaah.. akhirnya beberapa tahun kemudian Gedung yang diimpikan selama ini mulai dibangun. Walaupun kini saya tidak tahu pasti kelanjutan nasibnya namun semangat ”Walimari “ masih tertanam dihati ini.

Semangat Walimari Untuk Indonesia

Sebagai bagian dari bangsa ini kadang saya merenung “ Bisakah Semangat Walimari Dihidupkan Kembali Untuk Menggapai Impian Bangsa Ini ? “ . Salah satu impian bangsa ini yaitu menjadikan Indonesia sebagai Paru-paru Dunia yang lebih sehat. ( Sekarang mah apan keur teu damang ku akibat illegal logging tea ).

Bisa teu nya kita sebagai warga Negara yang baik menyisihkan sebagian rezeki kita secara rutin untuk menjadikan lingkungan kita menjadi lebih hijau, asri, nyaman dan indah serta menjadikan negeri ini lebih lebih “ Ijo Royo-royo “ , “ Gemah Ripah Loh Jinawi “, “ Tiis Ceuli Herang Mata” untuk Generasi Kini terlebih untuk Generasi yang akan datang ? Kalau tidak dimulai dari sekarang terus mau dimulai kapan ?

Ingat! negeri ini bukan warisan nenek moyang kita, tapi merupakan titipan anak cucu kita dan generasi yang akan datang kelak.

Asdansbacktonature


Ciptakan Mesin Uang Anda Disini


Jika Anda Merasa Artikel Ini Menarik Dan Bermanfaat Masukan Alamat Email Anda Disini Untuk Berlangganan Melalui Email Secara GRATIS.

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner


Tulisan Lain Yang Relevan Dengan Posting Ini :

Soccer For Life

Wedding Green Party

Green Election

Baca Selengkapnya..

Selasa, Februari 03, 2009

Green Weddings


Ketika suatu saat dua insan mengikrarkan diri berjanji untuk bersatu dalam satu bahtera rumah tangga dengan penuh cinta dan harapan, serta bertekad akan menghadapi berbagai rintangan dan badai kehidupan bersama, maka direncanakanlah semua langkah-langkah kearah itu dengan seksama.

Perkawinan bagi sebagian orang adalah peristiwa sakral yang sangat dinanti dalam hidupnya. Sebuah peristiwa yang seharusnya sangat berkesan dan sebenarnya akan menjadi lebih baik lagi jika berguna bukan hanya bagi yang akan menjalaninya, tapi juga bagi orang lain dan juga alam disekitarnya.

Rencanapun disusun dengan rapi mulai dari pengurusan surat-surat yang diperlukan, tema pesta yang akan digelar, design surat undangan, souvenir, tempat serta makanan yang akan disajikan sampai dokumentasi foto dan videonya. Bagi mereka yang kebetulan mempunyai rezeki lebih semua itu mereka serahkan kepada Wedding Organizer untuk mengaturnya.

Namun pernahkah kita terbetik ide untuk menjadikan Wedding Party kita berguna bagi kelangsungan hidup generasi yang akan datang ?

Jadi teringat sahabatku yang dulu menikah di Purwakarta, mereka diwajibkan untuk untuk membawa masing-masing satu buah pohon sebagai salah satu persyaratan di KUA setempat. Walaupun akhirnya dibawa lagi dan disuruh untuk menanamnya di rumah, tapi ide untuk menjadikan Indonesia Menjadi Lebih Hijau nya boleh juga. ( duka tah ayeuna mah masih aya keneh teu syarat eta teh ).

Coba saha anu bisa ngitung, berapa banyak orang mepelai setiap tahunnya yang melangsungkan perkawinan ? Berapa banyak pohon yang bisa ditanam untuk Menjadikan Negeri Ini Menjadi Lebih Hijau jika masing orang mempelai membawa satu pohon? ( saena mah kangge pasangan anu rada mampu, tong satangkal nyandakna nanging tiasa sababaraha tangkal ).

Nah… itu baru pohon yang dikumpulkan oleh KUA setempat, belum lagi jika souvenir yang dibagikan oleh mempelai kepada undangan diganti dengan sebuah pohon ( pohon naon we eta mah bisa bunga bisa oge buah ). Kacipta kan… satu Wedding Party sabaraha undangan ? Itung we sabulan aya sabaraha Wedding Party, kalikeun we sataun apan jadi rebuan bahkan bisa jutaan tangkal alias pohon anu bisa ditanam.

Beberapa tahun kebelakang ketika Bapak Nabil Makarim pada waktu masih menjabat Menteri Lingkungan Hidup, ketika Beliau menikahkan puterinya apan souvenir untuk undangana oge sebuah pohon. Ya sebuah pohon Matoa, Pohon asli Papua yang sudah mulai langka.

Kini siapakah yang akan memulai
Green Weddings ? jangan lupa kirimin undangannya ya…
----

Ciptakan Mesin Uang Anda Disini


Jika Anda Merasa Artikel Ini Menarik Dan Bermanfaat Masukan Alamat Email Anda Disini Untuk Berlangganan Melalui Email Secara GRATIS.

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Tulisan Lain Yang Relevan Dengan Posting Ini :

Baca Selengkapnya..

The Green Election


Beberapa bulan lagi negeri ini akan mengadakan pesta demokrasi. Pesta yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang sedang mencari tempat duduk alias kursi di DPR. Kursi yang seharusnya digunakan hanya untuk kepentingan rakyat banyak. Kursi yang seharusnya digunakan untuk berpikir demi kesejahteraan dan kemakmuran negeri ini.

Berbagai cara ditempuh agar dirinya dikenal oleh rakyat. Tentunya bagi mereka yang punya uang berlebih membeli spot iklan di TV tidaklah sulit. Berbagai cara beriklan ditempuh, ada yang yang lewat media massa cetak maupun elektronik. Adapula yang memasang spanduk dan baligo berukuran besar diberbagai sudut jalan. Membagikan merchandise atau souvenir seperti kaos, kalender, kerudung, jam dinding atau selebaran lainnya.

Sudahkah mereka para caleg memikirkan sesuatu yang mungkin lebih bersahabat dengan alam dalam kampanyenya ? Sepertinya dari pada buang-buang uang hanya untuk sesuatu yang nantinya hanya akan menjadi sampah, mengapa mereka tidak “ menyalurkan “ dana kampanyenya untuk membuat negeri ini menjadi lebih hijau dan mewujudkan kembali negeri ini menjadi paru-paru dunia kembali ?

Dari pada membuang uangnya hanya untuk membeli merchandise atau souvenir, mengapa tidak dibelikan saja bibit-bibit pohon untuk dibagikan kepada simpatisannya ? untuk kemudian ditanam baik itu dihalaman rumahnya atau di lahan-lahan yang ini tidur disekitarnya.

Mungkin sebaiknya bagi Pemerintah, KPU atau partai yang menaunginya itu sendiri membuat satu kebijakan bisa berupa himbauan atau keharusan atau syarat yang dituangkan dalam Undang-undang. Syarat tersebut yaitu, “ Bagi siapapun yang mendaftarkan dirinya untuk menjadi seorang Caleg, diharuskan untuk menyerahkan bibit pohon demi membuat Indonesia menjadi lebih hijau dan asri “.

Jumlahnya tentu bervariasi dan berbeda. Para Caleg untuk DPRD II tentu menyediakan bibitnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan para Caleg untuk DPRD I. Sedangkan para Caleg untuk DPR Pusat tentunya harus menyediakannya dalam jumlah yang paling banyak.

Mengapa harus bibit pohonnya yang dikumpulkan ? mengapa tidak uangnya saja untuk dibelikan bibit pohonnya ? kan lebih praktis dan hemat tempat. Kalau uang tentu akan rawan dari tindakan korupsi atau penggelapan. Sedangkan kalau bibit pohon kan agak susah dikorupsinya, kalo ada yang begituan eh… malah diembat juga, “ Teungteuingan ” itu mah namanya.

Pohon-pohon tersebut beberapa hari sebelum pemungutan suara sebaiknya ditanam secara bersama-sama oleh Caleg semua di lahan-lahan yang sudah disiapkan sebelumnya. Bukan tidak mungkin kedepannya akan tercipta satu ekosistem hutan yang lebih variatif. Mungkin malah bisa diberi nama sesuai nama Partai atau Calegnya. “ Hutan Lindung Demokrat “, “ Hutan Hujan Golkar “, “ Hutan Keadilan Sejahtera “, “ Wana Wisata Gerindra” dan lain-lain.

Sekedar himbauan bagi mereka yang mempunyai hak pilih, dan akan mempergunakannya, maka pilihlah Wakil Rakyat atau Pemimpin yang bukan hanya sayang kepada rakyatnya, tapi yang lebih penting sayang kepada negerinya. Pilihlah Wakil atau Pemimpin kita yang bukan hanya peduli terhadap rakyatnya, tapi juga yang peduli terhadap alam sekitarnya. Pilihlah Pemimpin yang berwawasan lingkungan yang akan menjadikan negeri ini menjadi lebih berguna bagi dunia.

Ciptakan Mesin Uang Anda Disini


Jika Anda Merasa Artikel Ini Menarik Dan Bermanfaat Masukan Alamat Email Anda Disini Untuk Berlangganan Melalui Email Secara GRATIS.

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Tulisan Lain Yang Relevan Dengan Posting Ini :

Baca Selengkapnya..