Lamun aya nu ngaku Negeri kita Indonesia merupakan zamrud khatustiwa, negeri yang subur dan indah. Negeri yang penduduknya dimanjakan oleh Sang Maha Pencipta dengan kekayaan hayatinya yang begitu berlimpah. Bahkan Koes Plus mengabadikan keindahan dan kesuburan negeri kita Indonesia dalam syair lagunya, Orang bilang tanah kita tanah surga, Tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Namun apakah kini keadaan itu masih relevan ? Hutan kita kini semakin sempit, gunung dan bukit sudah tak hijau lagi, kicauan burung hampir tak terdengar lagi, illegal logging sudah tak terkendali, tanah kita pun semakin tandus, tangan-tangan setan telah merenggut hak-hak anak cucu kita untuk memiliki bukit dan gunung yang hijau, tanah yang subur dan tidak tercemar, juga udara yang bersih serta sehat. Akankah kita mewariskan alam yang rusak dan sudah tak indah lagi untuk anak cucu kita ? Semoga tidak. Tower Forest Pertumbuhan pengguna telepon seluler yang kian hari semakin bertambah jumlah dan cakupannya, telah menuntut para provider seluler untuk semakin melebarkan sayapnya jauh ke pelosok negeri. Begitu pula PT XL Axiata agar sinyal yang diterima oleh pelanggan semakin jernih tentu harus menambah tower/menara Base Transceiver Station (BTS) sampai ke pedalaman. Dengan semakin banyaknya pemain di sektor telekomunikasi seluler di Indonesia, maka semakin banyak pula “ hutan baru “ negeri ini. Hutan dengan pohon-pohon yang berdaun antena dan berbatang besi. Tower/menara BTS kini semakin banyak bermunculan. Kabarnya di Jakarta saja terdapat lebih dari 3.400 tower/menara seluler. Jika dihitung di seluruh Indonesia, menara BTS sudah mencapai lebih dari 35.000 unit. Akankah mereka mengedepankan ego dan tidak mau berbagi ? Bukankah dengan berbagi tower/menara BTS para operator seluler bisa lebih menghemat? Satu tower tidak lagi untuk satu operator seluler, tapi bisa beberapa operator seluler. Dengan demikian sejumlah tower/menara yang sudah tidak terpakai, bisa dimanfaatkan dan dipindahkan ke daerah yang belum terjangkau sinyal seluler, sehingga area blank spot pun semakin kecil. Dengan demikian sektor perekonomian di pedalaman pun akan banyak terbantu dan merasakan manfaat kecanggihan teknologinya. Pendirian tower/menara BTS haruslah melihat sisi-sisi administrasi, lingkungan dan juga budaya. Sehingga sejumlah polemik tentang pendirian dan pembongkaran tower/menara BTS nantinya sudah tak ada lagi. Kita tak ingin mendengar lagi ada tower/menara BTS yang tidak memperhatikan lingkungan sekitar dan dibangun tanpa kelengkapan persyaratan IMB dan HO. Kita juga tak ingin mendengar lagi ada tower/menara BTS yang sudah habis masa kontraknya namun masih tetap berdiri dan beroperasi. Dengan jumlah tower/menara BTS XL yang kini mencapai lebih dari 21.650, mari mulai saat ini XL mempelopori gerakan One Tower Together, Green Tower Together. Sinar matahari, angin juga unsur-unsur alam sekitar bisa dimanfaatkan untuk menunjang operasional satu Green Tower. Dengan satu tower/menara yang lebih ramah lingkungan untuk bersama, maka Green Indonesia akan semakin cepat terwujud. XL Go Green Go Paperless Pelanggan XL Pasca bayar kini bisa membantu mewujudkan Hutan Indonesia kembali hijau. Mari dukung XL dengan berpartisipasi mulai dari sekarang dalam program XL GO GREEN GO PAPERLESS. Berusaha mengurangi penggunaan kertas secara tidak langsung mengurangi penebangan hutan sehingga kelestarian lingkungan hidup lebih terjaga. Untuk mengetahui rincian dan jumlah tagihan XL nya, Pelanggan Pasca Bayar XL khususnya bisa berpartisipasi dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Ayo daftarkan tagihan XL Pasca Bayar kita melalui Email Billing dan atau Web Billing. Apakah langkah itu saja cukup untuk membuat hutan kita kembali menjadi hijau dan juga rimbun ? Tentu tidak. Bagaimana jika XL meniru konsep Walimari yang diterapkan di sekolah penulis ketika SMP dulu? Ya dengan mulai menyisihkan beberapa rupiah setiap hari secara konsisten untuk ditabung dan selanjutnya membuat hutan kita menjadi hijau kembali. Ada satu mimpiku tentang XL, kira-kira XL bisa nggak ya mewujudkannya ? Mimpiku… suatu saat ada sebuah hutan di Indonesia yang bernama “ XL Green Forest “. Bentuknya jika dilihat dengan mata telanjang dari bulan tentu saja berbentuk logo XL sekarang ini. Berarti…. Lebar hutannya minimal harus 110 km dan panjangnya harus… sekian km . Luas juga kalau begitu hutannya. Tapi nggak harus sebesar atau seluas itu juga gak apa-apa dech, lagian siapa juga yang mau pergi ke bulan hanya untuk melihat dengan mata telanjang XL Green Forest. Eee siapa tahu suatu saat memang ada orang yang mungkin mau begitu trus sambil disana nelpon, sms an juga internetan pake XL, gak mungkin kalee…. Tapi karena sinyal XL jernih kualitasnya gak ada yang gak mungkin, bukan begitu XL ? Kemudian darimana biayanya agar XL bisa menanam pohon dan membuat sebuah hutan ? Gampang….. seperti konsep Walimari diatas, sisihkan saja oleh XL satu atau beberapa rupiah setiap harinya dari setiap biaya sms, telepon, internet untuk dikumpulkan. Sedikit demi sedikit, lama-lama kan menjadi (hutan) ber bukit. Coba hitung… berapa trafik sms pelanggan XL per harinya ? berapa menit pelanggan XL telepon per harinya ? berapa kilobyte pelanggan XL internetan per harinya ? Coba berapa jumlah perharinya pada saat before n after Lebaran ? Banyak kan….? Saya yakin jika XL berkomitmen penuh, kita-kita sebagai pelanggan setia XL pasti gak keberatan dan akan mendukung penuh. Dalam beberapa tahun kedepan hutan yang kita impikan saya yakin akan terwujud. Mengutip berita dari http://www.tempointeraktif.com, Mari coba kita hitung-hitung, pada Hari Raya Idul Fitri tahun 2010 kemarin saja jumlah pesan pendek (sms) XL sebanyak 587 juta, Percakapan suara mencapai 670 juta menit. Sedangkan lalu lintas data mencapai 9,9 terabyte. Ditambah lagi jika pelanggan XL yang targetnya 40 jt di akhir tahun ini ikut juga membantu dengan menyisihkan sebagian uangnya untuk progran XL Green Forest. Belum ditambah pemasukan dari program-program sms premium. Kalikan saja misalnya angka-angka diatas dengan Rp.1,- (satu rupiah) per 1 sms untuk pesan pendek biasa yang terkirim atau per 1 Mb atau Rp.5,- (lima rupiah) per 1 menit untuk percakapan telepon. Berarti dalam hari lebaran saja kurang lebih bisa terkumpul uang sebanyak 1 X 587 juta plus 5 X 670 juta plus 1 X 9,9 jt. Ehm… banyak juga kan jumlahnya ? Itu satu hari di hari lebaran saja lho, coba dalam setahun atau beberapa tahun, hitung sendiri aja deh. Kita harus yakin XL Green Forest yang kita cita-citakan akan segera terwujud. Seperti halnya XL, dengan tekad, usaha dan kerja keras serta tetap semangat XL pun bisa melampaui targetnya dengan mencatat jumlah pelanggan 38,5 juta pada bulan September kemarin, padahal targetnya kan tahun ini cuma 35 – 36 juta pelanggan saja. Bukan hanya kita nantinya yang bisa menikmati indah dan rindangnya XL Green Forest, tapi juga anak cucu kita kelak. Jangan bilang kita sayang anak cucu kita jika kita sampai saat ini masih menghambur-hamburkan kertas yang berdampak gundulnya hutan kita. Mari dukung XL untuk mewujudkan Indonesia Hijau. XL Go Green Go Paperless. Asdansbacktonature Foto diambil dari : Kumpul Blogger ya Disini Tempatnya Tulisan Lain Yang Relevan Dengan Posting Ini :
Nyaah ka anak incu
Tapi leuweung digundulan
Jeung teu dipelakan deui
Eta pasti bohong…
Lamun aya nu ngaku Nyaah ka anak incu
Tapi daerah resapan air
Diparake bangunan wae
Eta pasti bohong…
Lamun aya nu ngaku
Nyaah ka anak incu
Gawe ngan ngaruksak
Kabur tina tanggung jawab
Eta pasti bohong…
Sabab lamun urang nyaah ka anak incu
Piraku urang rek ngawariskeun alam
Anu geus ruksak ka anak incu ?
Piraku urang rek ngawariskeun
Gunung anu geus gararundul ka anak incu ?
Piraku urang rek ngawariskeun
Laut anu geus kalalotor ka anak incu ?
Piraku….
Lamun nyaah mah ulah diraruksak,
Wariskeuneun ka anak incu urang eta teh
Omat ulah diruksak
Minggu, Desember 26, 2010
XL Green Forest
Kutipan sebagian lirik lagu Bohong yang dipopulerkan oleh Doel Sumbang diatas pada intinya mengingatkan kita bahwa jika kita memang sayang sama anak dan cucu kita, tidak mungkin kita melakukan tindakan-tindakan tidak bertanggungjawab dengan merusak hutan dan alam di sekitar kita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar