Selasa, Februari 03, 2009

The Green Election


Beberapa bulan lagi negeri ini akan mengadakan pesta demokrasi. Pesta yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang sedang mencari tempat duduk alias kursi di DPR. Kursi yang seharusnya digunakan hanya untuk kepentingan rakyat banyak. Kursi yang seharusnya digunakan untuk berpikir demi kesejahteraan dan kemakmuran negeri ini.

Berbagai cara ditempuh agar dirinya dikenal oleh rakyat. Tentunya bagi mereka yang punya uang berlebih membeli spot iklan di TV tidaklah sulit. Berbagai cara beriklan ditempuh, ada yang yang lewat media massa cetak maupun elektronik. Adapula yang memasang spanduk dan baligo berukuran besar diberbagai sudut jalan. Membagikan merchandise atau souvenir seperti kaos, kalender, kerudung, jam dinding atau selebaran lainnya.

Sudahkah mereka para caleg memikirkan sesuatu yang mungkin lebih bersahabat dengan alam dalam kampanyenya ? Sepertinya dari pada buang-buang uang hanya untuk sesuatu yang nantinya hanya akan menjadi sampah, mengapa mereka tidak “ menyalurkan “ dana kampanyenya untuk membuat negeri ini menjadi lebih hijau dan mewujudkan kembali negeri ini menjadi paru-paru dunia kembali ?

Dari pada membuang uangnya hanya untuk membeli merchandise atau souvenir, mengapa tidak dibelikan saja bibit-bibit pohon untuk dibagikan kepada simpatisannya ? untuk kemudian ditanam baik itu dihalaman rumahnya atau di lahan-lahan yang ini tidur disekitarnya.

Mungkin sebaiknya bagi Pemerintah, KPU atau partai yang menaunginya itu sendiri membuat satu kebijakan bisa berupa himbauan atau keharusan atau syarat yang dituangkan dalam Undang-undang. Syarat tersebut yaitu, “ Bagi siapapun yang mendaftarkan dirinya untuk menjadi seorang Caleg, diharuskan untuk menyerahkan bibit pohon demi membuat Indonesia menjadi lebih hijau dan asri “.

Jumlahnya tentu bervariasi dan berbeda. Para Caleg untuk DPRD II tentu menyediakan bibitnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan para Caleg untuk DPRD I. Sedangkan para Caleg untuk DPR Pusat tentunya harus menyediakannya dalam jumlah yang paling banyak.

Mengapa harus bibit pohonnya yang dikumpulkan ? mengapa tidak uangnya saja untuk dibelikan bibit pohonnya ? kan lebih praktis dan hemat tempat. Kalau uang tentu akan rawan dari tindakan korupsi atau penggelapan. Sedangkan kalau bibit pohon kan agak susah dikorupsinya, kalo ada yang begituan eh… malah diembat juga, “ Teungteuingan ” itu mah namanya.

Pohon-pohon tersebut beberapa hari sebelum pemungutan suara sebaiknya ditanam secara bersama-sama oleh Caleg semua di lahan-lahan yang sudah disiapkan sebelumnya. Bukan tidak mungkin kedepannya akan tercipta satu ekosistem hutan yang lebih variatif. Mungkin malah bisa diberi nama sesuai nama Partai atau Calegnya. “ Hutan Lindung Demokrat “, “ Hutan Hujan Golkar “, “ Hutan Keadilan Sejahtera “, “ Wana Wisata Gerindra” dan lain-lain.

Sekedar himbauan bagi mereka yang mempunyai hak pilih, dan akan mempergunakannya, maka pilihlah Wakil Rakyat atau Pemimpin yang bukan hanya sayang kepada rakyatnya, tapi yang lebih penting sayang kepada negerinya. Pilihlah Wakil atau Pemimpin kita yang bukan hanya peduli terhadap rakyatnya, tapi juga yang peduli terhadap alam sekitarnya. Pilihlah Pemimpin yang berwawasan lingkungan yang akan menjadikan negeri ini menjadi lebih berguna bagi dunia.

Ciptakan Mesin Uang Anda Disini


Jika Anda Merasa Artikel Ini Menarik Dan Bermanfaat Masukan Alamat Email Anda Disini Untuk Berlangganan Melalui Email Secara GRATIS.

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Tulisan Lain Yang Relevan Dengan Posting Ini :

0 comments:

Posting Komentar