Jumat, September 16, 2011

Susah Senang Harus Disyukuri



Malam ini seperti halnya malam-malam sebelumnya aku menatap satu persatu wajah-wajah yang tidur terlelap di sekitarku namun terbangun dalam mimpinya. Si kecil terkadang tersenyum manis dan tertawa kecil dalam tidurnya sampai-sampai dua lesung pipitnya terlihat jelas. Sementara Kakaknya terkadang terlelap sambil mengulum dua jari tangan kirinya dengan bibirnya yang mungil. Satu lagi Si Cantik, wajahnya yang lembut dan ayu memberikan kedamaian dalam hatiku.

Tak terasa sudah sekian tahun aku tidur ditemani oleh mereka. Satu kebiasaanku yang sampai saat ini masih kulakukan adalah menciumnya, bukan hanya ketika mereka terjaga namun ketika mereka tertidurpun kebiasaan itu selalu aku lakukan. Normal dan wajarkah ? Entahlah yang pasti aku menemukan kedamaian dan ketenangan setelah melakukannya.

Ya namanya juga hidup terkadang selalu saja ada riak gelombang menghantam bahtera ini. Hati ini selalu menangis tatkala kadang aku lepas kontrol dan berbicara dengan nada tinggi pada mereka, apalagi sampai membuat mereka meneteskan air matanya. Hati ini serasa hancur tatkala sejenak kadang mereka tidak mau dekat denganku. Namun tak lama setelah aku meminta maaf dan merekapun memaafkan lega rasanya hati ini. Apalagi setelah itu aku kembali bisa bercanda dan bersenda gurau dengan mereka. Kata maaf adalah kata yang wajib diucapkan tatkala kita berbuat dan berperilaku salah terlebih jika itu membuat orang lain sakit dan menderita. Kata maaf janganlah sungkan untuk diucapkan walaupun terhadap anak kecil atau orang kecil sekalipun.

Sebelas tahun sudah berlalu namun buku harianku ini masih kusimpan dengan rapi. Terkadang sesekali aku membuka dan membacanya kembali. Jika teringat masa-masa ketika aku sedang kasmaran dulu kadang aku suka tersenyum dan tertawa sendiri. Namun ketika aku membaca dibagian diaryku di halaman yang lain, aku merasa alangkah indahnya hidup jika kita saling menghargai perbedaan dan tidak menjadikan perbedaan itu sebagai permusuhan. Pada halaman diaryku yang lain aku sangat tersentuh ketika mendengarkan percakapan dan keluh kesah para pahlawan devisa yang pulang dari Timur Tengah sana.

Baiklah kini mulai kuceritakan sekelumit kisah perjalananku selama Ramadhan sebelas tahun silam. Tulisan ini merupakan catatan buku harianku ketika aku bersama sahabatku berkeliling di dua Negara di Asia Selatan yaitu Srilanka dan India ketika bulan Ramadhan tahun 2000. Agak lumayan berat perjalanan itu mengingat nantinya selama hampir sebulan harus berada di negeri orang dan pulang ketika Lebaran Fitri. Dan terasa lebih berat lagi tatkala harus berpindah dari satu kota ke kota lainnya dalam selang waktu beberapa hari bahkan beberapa jam saja. Malah perasaanku yang paling berat adalah ketika harus berpisah dengan Si Cantik padahal belum sebulan kami jadian. Tapi namanya tugas ya mau tak mau harus dilaksanakan, suka tak suka harus dijalani.

29.11.00

Pukul Sepuluh pagi kami berangkat dari Purwakarta menuju Bandara Soekarno Hatta. Setelah dua jam perjalanan sampailah kami disana. Namun ternyata ada sedikit problem tentang keberangkatan kami. Sampai-sampai kami harus berlari-lari kecil karena hampir terlambat untuk boarding dan pesawat akan take off lima belas menit kemudian. Kita sebagai orang timur terkadang selalu berfikir “untung “ walaupun kita mengalami sesuatu yang buruk atau sesuatu yang buruk terjadi dan menimpa kita. Sama halnya dengan yang kami alami, walaupun tadi ada problem tentang keberangkatan kami namun Alhamdulillaah kami beruntung ternyata pesawat yang seharusnya take off pukul 14.55 WIB karena sesuatu dan lain hal harus lepas landas pulul 15.20 WIB.

Pukul 16.45 WIB atau pukul 17.45 waktu setempat pesawat Airlanka yang kami tumpangi transit di Bandara Chang Ie Singapura. Sambil menunggu waktu berbuka puasa kami jalan-jalan di Singaparna eh! Singapura . Saumur-umur baru kali itu ngabuburit di jero bandara, da biasana mah keur di lembur mun teu di alun-alun nya di emperan masigit bari nungguan bedug maghrib. Ke.. ke… ke… kenapa tulisan ini teh jadi campur bahasa Sunda segala ? Dasar si Asep mun nulis teh kudu we dicampuran ku Basa Sunda. Da kalau di tanya teh kenapa suka begitu ? Jawabannya pasti pertanyaan lagi, Kalau bukan Si Asep sok siapa lagi yang ngamumule Basa Sunda ? Da asa tidak mungkin kalau Si Tole, Si Entong komo Si Butet mah anu ngamumule basa Sunda, he.he..he.. kalau ngamumule teh naon bahasa Indonesiana nya ? Au ah gelap.

Sebelum dilanjutkan ceritanya, maaf mau bertanya dulu Pak Panitia, kira-kira boleh tidak kalau saya bercerita pake bahasa campur begini ? Boleh ini teh? Bener diizinkan ? Alhamdulillaah… geuning tidak diizinkan :). Tapi tak apalah saya mah rek maksa siapa tau diizinkan dan siapa tau meunang hadiah Ipadna (maunya).

Yuk! Ah kita teruskan lagi ceritanya. Tak terasa geuning sudah waktunya Maghrib, Alhamdulillaah waktunya berbuka puasa. Tapi sepertinya teh ada yang kurang, biasanya mah buka puasa teh selain ti korma juga cai nteh amis atawa sop buah atawa kadang-kadang sama kolek pisang. Buka puasa ini mah hanya ditemani korma anu dipesakkan ti Jakarta keneh dan sebotol air mineral. Setelah sholat Maghrib dan Isya di Prayer Room (enya da kitu tulisanana), kami kukurilingan mencari sesuatu untuk tambahan pengganjal perut. Da dari tadi kukurilingan mencari menu beuleum peda, sambel tarasi jeung lalab terong galatik plus sayur haseum tidak ketemu-ketemu. Akhinya pilihannya terpaksa jatuh kepada roti isi selada, tomat, goreng ikan dan timun, kata urang dinya mah Fish Fillet ngaranna. Ehm! sejenak saya tertegun dan melamun… berarti bulan puasa ini saya pasti moal menemukan menu makan favorit seperti diatas , dasar nasib.

Pukul 20.55 waktu Singapura pesawat kami take off menuju Srilanka. Selama perjalanan selain diberi makan dan minum kami juga disuguhi hiburan. Dua puluh dua channel musik plus tujuh belas chanel film tinggal pilih. Setelah selesai makan dan minum saya pulah pilih channel yang ada. Jangan harap film yang kita tonton ada terjemahan teks bahasa Indonesianya seperti di bioskop-bioskop urang atawa saperti dina dvd film bajakan anu biasa kita tonton di lembur. Anu penting mah nonton film anu dar der dor atawa bak buk bek biarin teu ngarti oge, tapi little-little mah I can lah ngerti sedikit saeutik.

Pesawat Airlanka tiba di Bandar Udara Internasional Bandaranaike Colombo pada pukul 23.30 waktu setempat. Berhubung belum fix mau menginap dimana akhirnya kami kukurilingan lagi mencari hotel yang pas di kantong dan pas dihati dan juga tidak jauh dari acara kami nanti. Tak terasa geuning sudah pukul 02.30, akhirnya kami gak pilih-pilih hotel lagi yang penting mah malam itu harus segera istirahat dan tidur, biar besok pagi berkeliling lagi mencari hotel yang lebih layak. Kepalang tanggung daripada kebablasan akhirnya kami makan sahur dahulu seadanya setelah itu baru tidur. Alhamdulillaah… tak lama setelah jam menunjukkan pukul 03.30 waktu Colombo kami tertidur lelap.

30.11.00

Hari yang melelahkan kahujanan dan bergelantungan dina bis selama beberapa jam. Siang sampai sore menghadiri Pre Congress dan malamnya makan malam bersama seluruh peserta kongres di rumah Anton Jayasuriya pada pukul 22.00 waktu setempat. Pukul dua belas malam saya sholat Isya dan Tarawih lain di masigit nya tapi di kamar hotel. Setelah rengse sholat mah saya langsung we tidur.

01.12.00

Pagi-pagi kami berkunjung ke Rumah Sakit Umum Kalubowila, tidak lama sih cuma sebentar. Jam satu siang menghadiri Upacara Pembukaan Kongres sampai pukul 18.30. Alhamdulillaah.. buka puasa kali ini diberi bubur havermot oleh orang Srilanka, lumayan cukup enak buat yang lapar mah.

Rencananya jam Sembilan malam mini menghadiri makan malam bersama di Haus Chandra Hotel tak jauh dari tempat kami menginap. Sebelum berangkat saya sempatkan sholat Isya dan Tarawih dulu.

Dalam temaram lilin dan bukan ditemani bulan anu ngagantung di langit batu Hiu tapi ditemani bulan tsabit di tepi pantai Colombo disitulah jamuan makan malam dilakukan. Menu makannya sangat enak apalagi dalam suasana benar-benar di tepi pantai dengan sapuan ombak dan hembusan angin barat jeung lapar deuih. Ehm.. geuning nikmat pisan dinner teh J.

02.12.00

Pagi ini menghadiri World Congress Medicina Alternativa 2000. Menjemukan tapi lumayan buat tambah pengalaman, pengetahuan dan wawasan.

Sepulang kongres pukul 21.00 jalan-jalan di sekitar Mount Lavinia mencari restaurant anu halal untuk makan malam. Setelah berjalan sekian jauh ternyata tak menemukan juga resto yang dimaksud, akhirnya karena sudah malam kami berlima dengan rekan dari negeri tetangga naik auto rickshaw atau three-wheeler atau ceuk urang dinya na mah Tuk Tuk., kalau di betawi mah BMW tea alias Bajaj Merah Warnanya, lain merah ketang eta mah tapi oranye.

Akhirnya kami makan malam di restaurant Impala namanya, cukup enak buat perut yang dangdutan eh! keroncongan. Tapi kenapa juga ya dinamakan keroncongan padahal bunyinya tidak semerdu musik keroncong ? Apalagi jika dibandingkan dengan Grup Musik Keroncong Titian Kasih atau Sinar Betawi jeung anu nyanyina Waljinah atawa Sundari Sukoco mah, tiada dua tiluna etamah. Sebentar-sebentar… kenapa ini teh malah ngebahas musik keroncong segala ? Sudah kita balik lagi ke acara makan malam di restaurant Impala tadi. Berhubung makannya pake tangan langsung dan tidak pake alat makan seperti sendok garpu, geus pasti tangan teh bobolokot ku urut remeh. Tapi… OMG! Setelah makan kita teh diberi secarik kertas (koran) oleh pelayan saumur budak SD, untuk apa ? Ternyata eta teh buat lap tangan dan mulut. Astaghfirullaah… ehm na ieu restauran teh meni pelit-pelit pisan, masa kertas tissue diganti make kertas koran ? geus pasti na oge kertas koran heubeul lain koran anyar, eh anyar ketang… anyar nyoehkeun bieu.

Akhirnya pada pukul 23.30 kami sampai di hotel, saatnya cuci pakaian, mandi, shalat Isya, Tarawih dan go to sleep pada pukul 12.30 dini hari.

03.12.00

Hari ini mah seperti biasa sejak pagi menghadiri World Congress Medicina Alternativa, pulang ke penginapan pukul 20.00 waktu Colombo.

Dibawah guyuran hujan berlari-lari kecil kurang lebih satu setengah kilometer untuk makan malam. Malam ini cari rumah makan yang rada beda, ketemulah Pizza Hut, tempat jeung makanannya mah kurang leuwih sama dengan Pizza Hut anu ada di Indonesia, nya kitu meureun standarna eta mah.

Setelah merasa cukup kenyang akhirnya kami pulang dan pada pukul 23.15 sampailah kami di penginapan. Acara selanjutnya mah cuci muka, gosok gigi dan tidur, Alhamdulillaah jam delapan tadi sudah sholat Isya danTarawih.

04.12.00

Pagi ini kami pergi ke Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk mendapatkan Green Card dan menjadi warga Negara AS. Ke..ke..ke.. Green Card tidak salah ini teh ? Geus pasti salah.. masa saya sebagai warga Negara Indonesia yang baik masih kepengen juga Green Card. Saya dan babaturan mah pergi juga ke Kedutaan Besar Republik Indonesia, bukan ke Kedubes AS. Kenapa datang kesana segala ? nya teorina mah untuk melaporkan kedatangan kami dan juga minta Surat “Sakti” untuk membawa beberapa sampel obat alami.

Siangnya saya dan babaturan pergi ke Baraka’s Factory, jaraknya cukup jauh apalagi dalam cuaca yang sangat panas plus dalam taxi anu tidak ber AC. Pukul 15.00 sampai di penginapan untuk istirahat setelah sebelumnya mampir deui sebentar di Kedubes RI untuk mengambil Surat “Sakti” yang tadi pagi kita minta.

Sore ini sayang tak bisa menikmati terbenamnya mentari di pantai dekat penginapanku. Selepas Isya makan malam di Berjaya Beach Hotel dan membicarakan bisnis sampai pukul 12.45 tengah malam waktu Colombo. Pukul 01.30 dinihari baru bisa memejamkan mata ini, Alhamdulillaah sebelumnya saya sempatkan untuk Sholat Tarawih.

05.12.00

Pagi sampai sore ini tidak ada acara yang khusus, mungkin hanya santai dan menunggu pukul 17.00 untuk selanjutnya berangkat menuju airport. Pukul sembilan pagi ini aku sempatkan untuk berjalan-jalan di tepi pantai, karena ku pikir sayang jika melewatkan kesempatan seperti ini. Pantai yang indah dengan hamparan pasir putih. Sayang aku hanya menikmatinya dalam kesepian dan kesendirian. Coba mun dibaturan si Cantik mah pasti moal bĂȘte J. Pukul 10.30 akhirna aku pulang we ke penginapan.

Ternyata jam tiga sore kami pergi untuk menjajaki satu produk Ayurveda di Vajira Road. Dalam perjalanan kami teh distop ku polisi untuk pemeriksaan. Maklum di Srilanka pada saat itu situasi kadang masih kacau, biasa… cenah ku ulahna Front Pembebasan Macan Tamil Eelam. Jadi tong heran kalau di ditu di dieu masih banyak terdapat pos-pos polisi dan tentara bersenjata lengkap dengan tumpukan karung-karung pasir. Mengingatkanku pada film-film perangnya Amerika di Vietnam saperti Platoon jeung Rambo.

Pukul lima sore kami teh berangkat menuju Airport untuk melanjutkan perjalanan ke Mumbai India. Dalam perjalanan juga ketika sampai di Bandara pemeriksaan dilakukan dengan ketat oleh para tentara yang bersenjata lengkap. Tanpa kecuali semua barang bawaan harus diperiksa ulang, nepi ka koper oge diubrak abrik deui. Ternyata memang ada satu penumpang yang membawa bom kimia, tapi Alhamdulillaah tidak kanyahoan da bom na aya di jero beuteung. Ngan kadang sok kacium bau na ngahiliwir katebak angin, siapa lagi yang membawa bomnya kalau bukan kuring. Enya kuring teh bukan siapa-siapa tapi saya sorangan.

Pukul 21.10 pesawat mulai bergerak dan take off menuju Mumbai India, dulu kota ini bernama Bombay. Sampai ditujuan pukul 23.00 waktu Mumbai. Pukul 00.50 malam Sholat Tarawih untuk selanjutnya tidur.

06.12.00

Pagi ini bertemu dan mungkin menginap rumahnya Suhas, temennya temenku. Disebuah kamar di lantai empat kami membicarakan rencana perjalanan sampai tanggal 26.12.00.

Rencananya kami mungkin lusa pergi menuju Pune, rencana tinggal disana sekitar lima hari. Selanjutnya dengan menggunakan Kareta Api menuju Chennai atau Madras dulunya , rencana tinggal dikota ini sama kurang lebih lima hari juga. Lalu menuju Trichur dan tinggal beberapa hari, selanjutnya ke Bangalore dan tinggal beberapa hari juga. Terakhir menuju New Delhi lalu balik ke Colombo kemudian dari sana menuju Jakarta tanggal 27.12.00, InsyaAllaah…..

Siang ini mah tak ada kegiatan, hanya beristirahat kebetulan malam tadi tak sempat sahur karena kesiangan. Alhamdulillaah… buka puasa hari ini diawali dengan makan buah-buahan yang lumayan cukup. Chapati, Dal dan menu vegetarian lainnya adalah santapan buka puasa selanjutnya.

Selesai makan pukul 20.00 waktu Mumbai, kami teh berjalan-jalan disekitar kompleks rumahnya Suhas. Pukul 20.50 waktu Mumbai atau pukul 22.20 Waktu Indonesia Bogor (WIB) aku telepon Si Cantik, tak lama hanya say hello dan menanyakan kabar, Alhamdulillaah… ia sehat-sehat saja. Walau hanya baru beberapa hari saja rasa kangen ini semakin menggebu, maklum keur falling in love ceuk barudak ayeuna mah.

Selepas tarawih pukul 22.30 aku berangkat tidur dan berharap bertemu si Cantik walau hanya dalam mimpi, mimpi yang indah. Aaahhh… ngantuk euy tidur dulu nya.

07.12.00

Hari ini rencananya menjajaki produk Ayurveda di pabriknya yang ada di Mumbai. Tapi… benar-benar hari yang melelahkan ditambah dengan lalu lintas kendaraan yang sangat padat polusi we dimana-mana.

Dengan ditemani Suhas kami berkeliling menuju tempat-tempat yang kami tuju dengan menggunakan Tuktuk. Kami pulang jam dua siang dengan kondisi pusing yang amat sangat, mungkin karena terpapar gas CO yang terbuang ke udara bersama asap kendaraan, ditambah ku perut yang kososng karena puasa, lengkap sudah cobaan puasa hari ini.

Buka puasa seperti kemarin diawali dengan buah-buahan dilanjutkan dengan makan malam pada pukul 19.30. Setelah makan ternyata pusingnya belum hilang juga, semoga saja tak berlanjut sampai nanti.

Malam ini sebelum tidur saya teh tarawih dulu. Besok rencananya pukul tujuh pagi melanjutkan perjalanan menuju kota Pune, sekitar 250 km dari Mumbai dengan menggunakan Bis.

08.12.00

Pagi ini pukul 07.10 berangkat menuju terminal bis. Pukul delapan pagi bis mulai bergerak meninggalkan Mumbai menuju Pune. Disebutnya sih “ Luxurury Bus “ tapi keadaanya sama dengan bus PPD yang tanpa AC, bedanya penumpang dibatasi sehingga tidak berdesakan dan tidak boleh ada yang merokok dalam bus.

Pukul satu siang sampailah di terminal bus kota Pune. Kami menuju Nature Cure Centre di atas pegunungan Pune kurang lebih 50 km sebelah selatan kota Pune. Sampai di tujuan pukul 15.30, begitu sampai disana , Alamaak… saya teh jadi teringat laguna Ahmad Albar “Rumah Kita”.

Hanya bilik bamboo… Tempat tinggal kita…. Tanpa hiasan tanpa lukisan…

Beratap jerami (seng)…. Beralaskan tanah….( yang dialasi oleh kotoran sapi). Saperti rumah-rumah di suku Sasak anu aya di Lombok tea.

Disitulah kami tinggal bersama-sama dengan pasien-pasien yang dirawat di tempat itu.

Sore hari udara mulai terasa dingin menusuk. Sambil menunggu waktu berbuka puasa aku menikmati terbenamnya mentari di pegunungan yang gersang itu. Suasananya persis seperti film-film Cowboyna Charles Bronson di Texas sana. Selimut tiga lapis plus baju tidur dua lapis ditambah kaos kaki, tapi ternyata dinginnya malam masih terasa menusuk.

Malam mulai datang menyelimuti Bumi, walau purnama bersinar terang tapi hati ini tak juga tenang, walau malam semakin kelam tapi perasaan itu belumlah tenggelam. Semoga cerahnya mentari esok pagi secerah semua harapan dan masa depanku dengan Si Cantik. Kalaulah kini aku hanya bisa berharap, aku yakin suatu saat semua harapanku akan terwujud, Aamiin…

Sebenarnya ingin kuceritakan semua perjalananku sampai tuntas, tapi bisi panjang teuing caritana dan bisi ke hoream macana jadi dipersingkat we nya. Singkat cerita selama Ramadhan tahun 2000 saya dan babaturan teh kukurilingan alias berkeliling kota-kota di India, ti mimiti kota Mumbai, Pune, Chennai, Bangalore dan New Delhi. Namun selama disana Alhamdulillaah tidak hese mencari makanan halal jeung harga buah-buahan murah deuih. Jadi walau puasa tapi hampir setiap hari makan makanan sehat.

Satu hari menjelang Iedul Fitri kami sudah balik ke Colombo untuk selanjutnya pulang ke tanah air. Tapi berhubung aya badai tropis di Teluk Benggala jadi we flight kita teh di delay. Berharap bisa berlebaran fitri di lembur tapi ternyata hanya bisa bolak balik airport, hotel dan pantai yang berawan gelap dan berangin kencang. Di beberapa sudut airport tampak beberapa kelompok wanita yang sedang asyik ngobrol. Setelah di telek-telek dan diamati juga menguping pembicaraan mereka, ternyata mereka adalah para Pahlawan Devisa negeri kita alias para TKI yang hendak pulang ke tanah air dari Timur Tengah sana dan sekarang sedang transit di Bandara International Colombo akibat pesawat mereka tak bisa melanjutkan penerbangannya karena badai tropis tadi. Ternyata mereka bukan membicarakan manisnya kenangan bekerja di Timur Tengah sana, tapi hampir semuanya membicarakan kesulitan dan pahitnya hidup menjadi TKI disana. Aya nu carita disetrika ku majikan, ada yang dipukuli majikan, dicaci maki bahkan dipaksa untuk melayani nafsu birahi Sang majikan, Astaghfirullaah… Jadi cerita pilu para TKI dari Timur Tengah teh bukan baru-baru ini saja terjadi tapi ternyata sudah sejak lama terjadi. Memang tidak semua TKI bernasib seperti itu disana tapi banyak juga yang pulang dengan membawa kenangan manis dan juga Real yang berlimpah.

Selang satu hari kami sudah mendapat kepastian pulang ke tanah air. Alhamdulillaah… ternyata Badai Tropis yang terjadi sehari sebelumnya membawa keuntungan buat saya dan teman khususnya. Naon keuntunganana ? ternyata walau tiket flight kami tiket ekonomi tapi ternyata karena penumpangnya penuh kami ditempatkan di kelas satu alias first class. Selama penerbangan serasa sebagai raja we, da apapun yang kita minta hampir semuanya dipenuhi komo makanan jeung buah-buahan mah teu kakurangan pisan. Lebih terasa lagi ketika pesawat transit di Singapura, ketika perjalanan dari Chang Ie ke Sukarno-Hatta ternyata yang duduk di kelas satu hanya kami berdua.

Tapi ironisna setelah sampai di Indonesia dan besoknya melanjutkan perjalanan pulang ka lembur saya bukan duduk di first class lagi tapi di depan pintu bis sambil bergelantungan kahujanan dan kaanginan. Ternyata…. Hidup ini memang berputar adakalanya kita senang, adakalanya pula kita susah. Adakalanya kita di atas adakalanya kita di bawah. Kamari duduk di first class ayeuna gagalantungan di panto beus, itulah hidup….! Yang pasti dimanapun kita hidup dan bagaimanapun keadaan kita, harus dan wajib kita syukuri.

Sudah dulu dulu ya ceritanya, mohon maaf bila bahasanya capur aduk. Aya aku, saya, kuring, teu nanaonlah anu penting mah rame jeung selesai caritana. Okeh…? Peace..lah!


Baca Selengkapnya..