Senin, Desember 27, 2010

The Tower, Sunrise And Sunset

Kemajuan ilmu dan teknologi semakin kita rasakan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari kita, tak terkecuali dalam teknologi komunikasi. Kini hinga jauh ke pelosok pedalaman orang semakin mudah untuk berkomunikasi satu dengan lainnya tanpa ada batasan ruang dan waktu. Perusahaan-perusahaan jasa telekomunikasi seluler semakin berlomba untuk menjadi nomor satu dihati para pelanggannya. Untuk menjangkau pelosok negeri mereka membangun menara-menara BTS ( Base Tranceiver Station ) sebanyak mungkin agar cakupan sinyalnya semakin luas.


Berikut adalah sebagian foto-foto menara BTS di berbagai tempat dan diberbagai kesempatan.
Lokasi BTS berikut di Desa Salammulya Kecamatan Pondok Salam Kabupaten Purwakarta. Foto diambil dari Lantai 3 Rumah Sakit Wisata Holistik.

Pukul 05.48 pagi

Pukul 05.49 pagi

Pukul 05.51 pagi

Dihari yang lain Sunrise dengan latar depan menara BTS di lokasi yang sama....

Pukul 05.49 pagi

Pukul 05.51 pagi

Pukul 05.53 pagi

Pukul 05.58 pagi

Pukul 05.59 pagi

Pukul 06.04 pagi

Pukul 06.07 pagi

Pukul 06.08 pagi

Dan disuatu senja dihari yang lain, foto diambil dari dalam mobil di jalan Tol Purbaleunyi dalam perjalanan ke kota Bandung.
Pukul 18.12 senja

Baca Selengkapnya..

Minggu, Desember 26, 2010

XL Green Forest

Lamun aya nu ngaku
Nyaah ka anak incu
Tapi leuweung digundulan
Jeung teu dipelakan deui
Eta pasti bohong…

Lamun aya nu ngaku Nyaah ka anak incu
Tapi daerah resapan air
Diparake bangunan wae
Eta pasti bohong…

Lamun aya nu ngaku
Nyaah ka anak incu
Gawe ngan ngaruksak
Kabur tina tanggung jawab
Eta pasti bohong…

Sabab lamun urang nyaah ka anak incu
Piraku urang rek ngawariskeun alam
Anu geus ruksak ka anak incu ?

Piraku urang rek ngawariskeun
Gunung anu geus gararundul ka anak incu ?
Piraku urang rek ngawariskeun
Laut anu geus kalalotor ka anak incu ?
Piraku….

Lamun nyaah mah ulah diraruksak,
Wariskeuneun ka anak incu urang eta teh
Omat ulah diruksak


Kutipan sebagian lirik lagu Bohong yang dipopulerkan oleh Doel Sumbang diatas pada intinya mengingatkan kita bahwa jika kita memang sayang sama anak dan cucu kita, tidak mungkin kita melakukan tindakan-tindakan tidak bertanggungjawab dengan merusak hutan dan alam di sekitar kita.

Negeri kita Indonesia merupakan zamrud khatustiwa, negeri yang subur dan indah. Negeri yang penduduknya dimanjakan oleh Sang Maha Pencipta dengan kekayaan hayatinya yang begitu berlimpah. Bahkan Koes Plus mengabadikan keindahan dan kesuburan negeri kita Indonesia dalam syair lagunya, Orang bilang tanah kita tanah surga, Tongkat kayu dan batu jadi tanaman.

Namun apakah kini keadaan itu masih relevan ? Hutan kita kini semakin sempit, gunung dan bukit sudah tak hijau lagi, kicauan burung hampir tak terdengar lagi, illegal logging sudah tak terkendali, tanah kita pun semakin tandus, tangan-tangan setan telah merenggut hak-hak anak cucu kita untuk memiliki bukit dan gunung yang hijau, tanah yang subur dan tidak tercemar, juga udara yang bersih serta sehat. Akankah kita mewariskan alam yang rusak dan sudah tak indah lagi untuk anak cucu kita ? Semoga tidak.


Tower Forest


Pertumbuhan pengguna telepon seluler yang kian hari semakin bertambah jumlah dan cakupannya, telah menuntut para provider seluler untuk semakin melebarkan sayapnya jauh ke pelosok negeri. Begitu pula PT XL Axiata agar sinyal yang diterima oleh pelanggan semakin jernih tentu harus menambah tower/menara Base Transceiver Station (BTS) sampai ke pedalaman.


Dengan semakin banyaknya pemain di sektor telekomunikasi seluler di Indonesia, maka semakin banyak pula “ hutan baru “ negeri ini. Hutan dengan pohon-pohon yang berdaun antena dan berbatang besi. Tower/menara BTS kini semakin banyak bermunculan. Kabarnya di Jakarta saja terdapat lebih dari 3.400 tower/menara seluler. Jika dihitung di seluruh Indonesia, menara BTS sudah mencapai lebih dari 35.000 unit.


Akankah mereka mengedepankan ego dan tidak mau berbagi ? Bukankah dengan berbagi tower/menara BTS para operator seluler bisa lebih menghemat? Satu tower tidak lagi untuk satu operator seluler, tapi bisa beberapa operator seluler. Dengan demikian sejumlah tower/menara yang sudah tidak terpakai, bisa dimanfaatkan dan dipindahkan ke daerah yang belum terjangkau sinyal seluler, sehingga area blank spot pun semakin kecil. Dengan demikian sektor perekonomian di pedalaman pun akan banyak terbantu dan merasakan manfaat kecanggihan teknologinya.


Pendirian tower/menara BTS haruslah melihat sisi-sisi administrasi, lingkungan dan juga budaya. Sehingga sejumlah polemik tentang pendirian dan pembongkaran tower/menara BTS nantinya sudah tak ada lagi. Kita tak ingin mendengar lagi ada tower/menara BTS yang tidak memperhatikan lingkungan sekitar dan dibangun tanpa kelengkapan persyaratan IMB dan HO. Kita juga tak ingin mendengar lagi ada tower/menara BTS yang sudah habis masa kontraknya namun masih tetap berdiri dan beroperasi.


Dengan jumlah tower/menara BTS XL yang kini mencapai lebih dari 21.650, mari mulai saat ini XL mempelopori gerakan One Tower Together, Green Tower Together. Sinar matahari, angin juga unsur-unsur alam sekitar bisa dimanfaatkan untuk menunjang operasional satu Green Tower. Dengan satu tower/menara yang lebih ramah lingkungan untuk bersama, maka Green Indonesia akan semakin cepat terwujud.


XL Go Green Go Paperless



Pelanggan XL Pasca bayar kini bisa membantu mewujudkan Hutan Indonesia kembali hijau. Mari dukung XL dengan berpartisipasi mulai dari sekarang dalam program XL GO GREEN GO PAPERLESS. Berusaha mengurangi penggunaan kertas secara tidak langsung mengurangi penebangan hutan sehingga kelestarian lingkungan hidup lebih terjaga. Untuk mengetahui rincian dan jumlah tagihan XL nya, Pelanggan Pasca Bayar XL khususnya bisa berpartisipasi dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Ayo daftarkan tagihan XL Pasca Bayar kita melalui Email Billing dan atau Web Billing.


Apakah langkah itu saja cukup untuk membuat hutan kita kembali menjadi hijau dan juga rimbun ? Tentu tidak. Bagaimana jika XL meniru konsep Walimari yang diterapkan di sekolah penulis ketika SMP dulu? Ya dengan mulai menyisihkan beberapa rupiah setiap hari secara konsisten untuk ditabung dan selanjutnya membuat hutan kita menjadi hijau kembali.


Ada satu mimpiku tentang XL, kira-kira XL bisa nggak ya mewujudkannya ? Mimpiku… suatu saat ada sebuah hutan di Indonesia yang bernama “ XL Green Forest “. Bentuknya jika dilihat dengan mata telanjang dari bulan tentu saja berbentuk logo XL sekarang ini. Berarti…. Lebar hutannya minimal harus 110 km dan panjangnya harus… sekian km . Luas juga kalau begitu hutannya. Tapi nggak harus sebesar atau seluas itu juga gak apa-apa dech, lagian siapa juga yang mau pergi ke bulan hanya untuk melihat dengan mata telanjang XL Green Forest. Eee siapa tahu suatu saat memang ada orang yang mungkin mau begitu trus sambil disana nelpon, sms an juga internetan pake XL, gak mungkin kalee…. Tapi karena sinyal XL jernih kualitasnya gak ada yang gak mungkin, bukan begitu XL ? 


Kemudian darimana biayanya agar XL bisa menanam pohon dan membuat sebuah hutan ? Gampang….. seperti konsep Walimari diatas, sisihkan saja oleh XL satu atau beberapa rupiah setiap harinya dari setiap biaya sms, telepon, internet untuk dikumpulkan. Sedikit demi sedikit, lama-lama kan menjadi (hutan) ber bukit.


Coba hitung… berapa trafik sms pelanggan XL per harinya ? berapa menit pelanggan XL telepon per harinya ? berapa kilobyte pelanggan XL internetan per harinya ? Coba berapa jumlah perharinya pada saat before n after Lebaran ? Banyak kan….? Saya yakin jika XL berkomitmen penuh, kita-kita sebagai pelanggan setia XL pasti gak keberatan dan akan mendukung penuh. Dalam beberapa tahun kedepan hutan yang kita impikan saya yakin akan terwujud.


Mengutip berita dari http://www.tempointeraktif.com, Mari coba kita hitung-hitung, pada Hari Raya Idul Fitri tahun 2010 kemarin saja jumlah pesan pendek (sms) XL sebanyak 587 juta, Percakapan suara mencapai 670 juta menit. Sedangkan lalu lintas data mencapai 9,9 terabyte. Ditambah lagi jika pelanggan XL yang targetnya 40 jt di akhir tahun ini ikut juga membantu dengan menyisihkan sebagian uangnya untuk progran XL Green Forest. Belum ditambah pemasukan dari program-program sms premium.


Kalikan saja misalnya angka-angka diatas dengan Rp.1,- (satu rupiah) per 1 sms untuk pesan pendek biasa yang terkirim atau per 1 Mb atau Rp.5,- (lima rupiah) per 1 menit untuk percakapan telepon. Berarti dalam hari lebaran saja kurang lebih bisa terkumpul uang sebanyak 1 X 587 juta plus 5 X 670 juta plus 1 X 9,9 jt. Ehm… banyak juga kan jumlahnya ? Itu satu hari di hari lebaran saja lho, coba dalam setahun atau beberapa tahun, hitung sendiri aja deh.


Kita harus yakin XL Green Forest yang kita cita-citakan akan segera terwujud. Seperti halnya XL, dengan tekad, usaha dan kerja keras serta tetap semangat XL pun bisa melampaui targetnya dengan mencatat jumlah pelanggan 38,5 juta pada bulan September kemarin, padahal targetnya kan tahun ini cuma 35 – 36 juta pelanggan saja.


Bukan hanya kita nantinya yang bisa menikmati indah dan rindangnya XL Green Forest, tapi juga anak cucu kita kelak. Jangan bilang kita sayang anak cucu kita jika kita sampai saat ini masih menghambur-hamburkan kertas yang berdampak gundulnya hutan kita.


Mari dukung XL untuk mewujudkan Indonesia Hijau. XL Go Green Go Paperless.


Asdansbacktonature


Foto diambil dari :

  1. My Collectons ( Foto 1, 2 dan 4 )
  2. http://www.xl.co.id ( Foto 3 dan 5 )


Kumpul Blogger ya Disini Tempatnya






Tulisan Lain Yang Relevan Dengan Posting Ini :


Walimari

Wedding Green Party

Nasionalisme Hijau

Jadikan Hutan Indonesia Hijau Dan Unik

Baca Selengkapnya..

Selasa, Desember 21, 2010

Nasionalisme Hijau


Negeri kita Indonesia merupakan salah satu Negara tropis yang sangat indah. Negeri yang sangat subur dengan keanekaragaman flora dan fauna yang sangat kaya. Ribuan jenis flora tumbuh di negeri ini namun belum semuanya bisa termanfaatkan secara maksimal. Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman, begitu kata Koes Plus.

Kini negeri ini sedang menangis, akibat polusi industri dan gas buang kendaraan bermotor pencemaran udara terjadi dimana-mana. Penebangan hutan akibat illegal logging menjadikan kawasan hutan kita semakin sempit. Sementara penurunan permukaan tanah terjadi akibat pembangunan gedung-gedung dan penggunaan air tanah yang berlebihan.

Akankah kelak anak cucu kita nanti masih bisa melihat pantai yang bersih dan indah membiru ? akankah mereka melihat bukit dan gunung yang hijau ? Akankah mereka melihat sungai-sungai yang jernih airnya ? Dan akankah mereka mendengar merdunya kicauan burung di pagi hari ketika mentari menghangatkan negeri ini ?


Sekaranglah saatnya untuk kita lebih peduli terhadap alam disekitar kita. Sekaranglah saatnya untuk kita hidup lebih bersinergi dengan alam. Negeri ini bukan warisan dari nenek moyang kita, tapi merupakan titipan anak cucu kita. Titipan yang harus selalu kita jaga dengan jiwa dan raga sampai akhir hayat kita. Janganlah kita menyia-nyiakan hidup kita dengan tidak menjaga amanah dari anak cucu kita.


Musuh Dalam Selimut

Dahulu negeri ini dijajah dan diperbudak oleh bangsa lain. Kekayaan negeri ini mereka ambil dengan menyisakan kemiskinan dan kebodohan. Syukur Alhamdulilaah dengan rasa nasionalisme para pendahulu kita mereka bersatu padu untuk mengusir penjajah dari negeri tercinta ini. Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa akhirnya negeri ini bisa merdeka, lepas dari belenggu para penjajah.

Enam puluh lima tahun negeri ini telah merdeka namun ternyata penjajah ini belum semuanya pergi. Musuh bangsa ini kini bukan berasal dari negeri yang jauh tapi ternyata berasal dari dalam negeri ini sendiri. Musuh dalam selimut yang jauh lebih berbahaya yang harus kita hadapi bersama. Musuh yang mengambil hak-hak orang kecil di negeri ini. Musuh yang hanya bisa membangun gedung-gedung tinggi tanpa memikirkan alam sekitar dan musuh yang semena-mena membabat hutan kita tanpa peduli akan kerusakannya. Sudahkah kita mengenali musuh dalam selimut negeri ini ? Ataukah kita sendiri yang memang selama ini berperan menjadi mereka ?

Mari mulai saat ini kita bersatu padu, dengan semangat nasionalisme kita bergandeng tangan bersama menyelamatkan negeri ini dari kehancuran. Lakukan apapun yang kita bisa untuk menjadikan negeri ini kembali menjadi hijau dan indah agar merdunya alunan suara desiran angin, kicau burung dan gemericik air kembali memanjakan telinga kita.


Corporate Social Responsibility

Salah satu tempat wisata terbesar dan terbaik kebanggaan masyarakat Jakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya adalah Taman Impian Jaya Ancol. Ancol sebut saja begitu kini bukan hanya menjadi tujuan wisata wisatawan dalam negeri saja tapi juga wisatawan mancanegara. Dengan konsisten menjadi diri sendiri dan tidak “latah” ikut-ikutan dengan membangun area wisata yang berbau barat seperti Disneyland dan Universal Studio, Ancol melangkah dengan pasti menuju masa depan.

Ancol tidak hanya menjadi tempat rekreasi dan resort pilihan melainkan pula sebagai tujuan wisata kuliner, seni budaya, edutainment dan entertainment outdoor venue tepi pantai dalam kota Jakarta. Sampai kapankah Ancol akan bertahan ? Apakah 10 tahun, 50 tahun ataukah 100 tahun lagi ? Ataukah Ancol akan hancur seiring hancurnya Bumi ini karena bencana?

Akankah Ancol bertahan selama itu ? ataukah akan lenyap secara perlahan namun pasti ? Seiring dengan semakin turunnya permukaan tanah kota Jakarta, naiknya permukaan air laut, datangnya banjir karena “kiriman” dari Puncak Bogor atau karena hujan lebat ditambah saluran drainase yang jelek , diburuk dengan semakin bertumpuknya sampah dan pembangunan serta tata kota yang salah bukan tidak mungkin hal itu akan terjadi

Misi Ancol sendiri untuk menjadi perusahaan pengembang properti dengan kawasan wisata terpadu terbesar dan terbaik di Asia Tenggara yang memiliki jaringan sentra rekreasi terluas pada tahun 2015 rasanya tidak akan berarti tanpa menberikan “sesuatu yang berarti “ untuk lingkungan sekitar dan alam negeri ini. Dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dicanangkan, Ancol berbagi untuk masyarakat dan alam sekitarnya.

Program CSR yang pernah Ancol lakukan adalah Ancol Sayang Lingkungan dan juga Teens Go Green. Namun Ancol jangan cepat merasa puas dengan hal itu. Jika Ancol melakukan sesuatu yang lebih “kreatif” bukan hanya berfikir “kreatif”, Ancol akan tetap diingat dan ada dihati, bukan hanya oleh generasi kini tapi juga generasi yang akan datang


Ancol Green Forest


Rasa nasionalisme bisa kembali kita bangun bersama termasuk melalui Area Wisata Ancol ini. Mulailah saat ini juga untuk sedikit berkorban demi anak cucu kita kelak. Sisihkanlah rizki yang kita punya secara kontinyu dan berkesinambungan untuk mewujudkan harapan generasi yang akan datang kelak. Walau jumlahnya sedikit tapi jika dilakukan secara terus-menerus dan bersama sama maka semua itu akan menjadi mudah. Ya! kini saatnya kita menabung untuk bangsa ini, saatnya kita menabung untuk kembali menghijaukan gunung dan bukit kita, saatnya kita menabung untuk menjadikan laut kita tetap indah sampai dunia ini berakhir.

Mungkin kita bisa memulainya seperti waktu penulis sekolah di SMP dulu. Program Walimari lahir dari rasa kebersamaan kita pada waktu itu untuk satu cita-cita yaitu mempunyai satu gedung serbaguna yang memadai untuk berbagai kegiatan sekolah. Dengan mengumpulkan uang dua puluh lima rupiah per hari per siswa, setelah beberapa tahun sebuah gedung serbaguna akhirnya bisa berdiri. Itulah mengapa disebut Walimari singakatan bebas dari Dua Puluh Lima Sehari. Apakah kini hal seperti itu bisa kita lakukan ? Bukan untuk membangun gedung yang megah tapi untuk menjadikan negeri ini kembali menjadi hijau dan indah.


Indahnya negeri ini menjadikan negeri ini menjadi tujuan wisata bukan hanya bagi kita wisatawan domestik tapi juga wisatawan dari mancanegara. Mungkin kita juga bisa memulai sejenis program Walimari dari tempat-tempat wisata ini. Mungkin pemerintah bisa menghimbau kepada pengelola obyek wisata untuk bisa menyisihkan sebagian hasil dari penjualan tiket masuknya secara konsisten dan berkesinambungan untuk kemudian dikumpulkan demi tujuan mulia menghijaukan negeri ini.

Jika pengelola tidak ingin berkurang keuntungannya dari penjualan tiket pengunjung, maka naikkanlah harga tiket masuk obyek wisata tersebut seribu atau beberapa ribu rupiah untuk “ Program Walimari “ tersebut. Walaupun akan lebih baik jika tidak menaikkannya. Yakinlah pengunjung tidak akan keberatan sedikitpun jika memang uang hasil dari program tersebut dipergunakan dengan sebagaimana mestinya, bertanggungjawab, dan transparan.

Coba dihitung berapa jumlah pengunjung Ancol setiap tahunnya ? Berapa jumlah pengunjung wahana-wahana rekreasi kebanggaan Ancol seperti Dunia Fantasi ( Dufan ), Atlantis, Gelanggang Samudera, Sea World dan juga Padang Golf Ancol ? Mungkin jika Ancol mau berbagi dengan menyisihkan beberapa ratus rupiah atau beberapa ribu rupiah dari setiap penjualan tiket masuknya, dalam lima atau sepuluh tahun yang akan datang Ancol bisa membuat sebuah kawasan hutan terpadu. Tentu bukan ditempat sekarang ini tapi mungkin lebih kearah selatan atau timur Kota Jakarta, mungkin bisa mulai di daerah yang mulai gundul di area sekitar Bopuncur ( Bogor, Puncak, Cianjur ) atau Purbaleunyi ( Purwakarta, Bandung, Cileunyi ) atau mungkin di wilayah Indonesia bagian Timur. Kedepannya bukan hanya hutan tersebut yang bisa “menjaga” Jakarta kelak, tapi juga berfungsi sebagai hutan wisata seperti halnya Black Forest di Jerman sana.


Apalagi jika Ancol bisa membuat “ Celengan Hijau “, ya semacam celengan yang ditempatkan diberbagai sudut area wisata Ancol. Dimana setiap pengunjung yang tergerak hatinya bisa menyisihkan uang “ sisa jajannya “ untuk mendukung gerakan hijau negeri ini. Bukan hanya orang dewasa dan orang tua tapi juga anak-anak kecil secara tidak langsung dididik untuk menabung demi masa depan hutan dan alam Indonesia tercinta kita.

Bisakah kedepannya Ancol membangun sebuah kawasan hutan wisata yang manfaatnya dirasakan oleh banyak orang? Dengan niat yang ikhlas, tekad yang kuat dan kerjasama dari semua pihak semua itu pasti bisa terwujud. Kita bisa menyebutnya nanti Ancol Green Forest, sebuah kawasan wisata moderen yang lebih bersahabat dengan alam. Mungkin nantinya bisa menjadi pengganti Ancol saat ini (jika nantinya lenyap tapi mudah-mudahan jangan sampai terjadi ) atau bisa juga menjadi “ Ancol Kedua “ dengan rasa dan semangat baru.


Dengan rasa nasionalisme dan rasa kebersamaan kita sebagai warga negara Indonesia, kita bisa mewujudkan cita-cita tersebut. Apakah lima atau sepuluh tahun lagi cita-cita itu akan terwujud ataukah sama sekali takkan pernah terwujud ? Semuanya tergantung rasa nasionalisme dan patriotisme kita saat ini. Kini bukan saatnya kita untuk hanya berfikir “ kreatif “ tapi saatnya bertindak “ kreatif ”.

Mari Wujudkan Kembali Hutan Indonesia Menjadi Hijau, Indah Dan Unik. Go Ancol! Go Indonesia! Go Green!


(Asdansbacktonature)


Keterangan Sumber Gambar, :

  1. http://www.budpar.go.id
  2. Sunrise At Pananjakan ( My Collections )
  3. http://www.wwf.org
  4. http://www.ancol.com
  5. http://maps.google.com
  6. Koin 25 ( My Collections )
  7. http://www.beritajakarta.com
  8. http://uiop.net
  9. http://www.greenpeace.org


Kumpul Blogger Disini Tempatnya










Jika Anda Merasa Artikel Ini Menarik Dan Bermanfaat Masukan Alamat Email Anda Disini Untuk Berlangganan Melalui Email Secara GRATIS.

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Tulisan Lain Yang Relevan Dengan Posting Ini :

Walimari

Wedding Green Party

Jadikan Hutan Indonesia Hijau Dan Unik

Baca Selengkapnya..