Kamis, Oktober 31, 2013

Greenerations


Dahulu negeri ini dijajah dan diperbudak oleh bangsa lain. Kekayaan negeri ini mereka ambil dengan menyisakan kemiskinan dan kebodohan. Syukur Alhamdulilaah dengan semangat  nasionalisme para pendahulu kita, mereka bersatu padu untuk mengusir penjajah dari negeri tercinta ini. Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa akhirnya negeri ini bisa merdeka, lepas dari belenggu para penjajah.

Enam puluh delapan tahun negeri ini telah merdeka namun ternyata penjajah ini belumlah semuanya pergi. Musuh bangsa ini kini bukan berasal dari negeri yang jauh tapi ternyata berasal dari dalam negeri ini sendiri. Musuh dalam selimut yang jauh lebih berbahaya yang harus kita hadapi bersama. Musuh yang mengambil hak-hak orang kecil di negeri ini. Musuh yang hanya bisa membangun gedung-gedung tinggi tanpa memikirkan alam sekitar.  Musuh yang semena-mena membabat hutan kita tanpa peduli akan kerusakannya. Sudahkah kita mengenali musuh dalam selimut negeri ini ? Ataukah kita sendiri yang memang selama ini berperan menjadi mereka ?

Mahakarya Indonesia

Di beberapa gerai Supermarket di Amerika Serikat kita bisa menemukan jajaran produk-produk makanan yang sehat yang berasal dari negeri ini. Bukan hanya di supermarket tapi di online store yang menjual produk-produk makanan sehat pun produk yang satu ini bisa kita temui.  Produk ini sangat diminati oleh mereka yang ingin tetap sehat namun tetap ingin lebih bersahabat dengan alam. Volcano **** adalah salah satu Mahakarya Indonesia yang mendunia. Produk pangan organic yang satu ini  namanya semakin harum seharum wanginya.

Jenis pangan organik yang satu ini ternyata berasal dari hamparan sawah yang ada di negeri ini.  Tasikmalaya adalah salah satu kabupaten kota di Jawa Barat yang mampu menembus pasar dunia dengan produk pangan organiknya. Beras organic yang dihasilkannya bisa bersaing dengan produk pangan sejenis dari negara lain.


Dahulu kita mungkin masih ingat salah satu acara di televisi yang bernama Dari Desa Ke Desa.  Bung Sambas dengan suaranya yang khas mampu membawakan acaranya dengan baik dan menarik. Penyuluhan pertanian dan keberhasilan para petani dikemas dalam satu acara yang mampu memberikan pencerahan bagi para petani yang lain dan juga kita semua.

Dahulu Program Intensifikasi dan Diversifikasi Pertanian yang di jalankan di negeri ini mampu membuat kita berswasembada pangan. Program Mina Padi yang dijalankan para petani misalnya membuat beras kita pun melimpah dan petani pun semakin sejahtera dengan penghasilan tambahan dari menjual benih ikan yang di pelihara di sawahnya. Namun kini nasib petani semakin tak menentu. Kelangkaan pupuk dan permainan para tengkulak semakin memperburuk semangat para petani kita.


Di negeri ini berbicara tentang sawah dan petani tentu tak lepas dari perbincangan masalah pupuk bersubsidi. Subsidi pupuk adalah subsidi ketiga terbesar yang diberikan pemerintah setelah subsidi minyak dan listrik. Program subsidi pupuk yang diberikan pemerintah sebesar 13,9 triliun untuk  para petani seakan tak mampu untuk menarik hati mereka agar tetap bercocok tanam padi khususnya.  Impor beras pun tak terhindarkan dan hanya segelintir orang yang bisa menikmati keuntungan darinya, sementara para petani kita semakin terjepit nasibnya. Keadaan ini diperparah oleh para oknum yang banyak mengail di air keruh.

Negeri ini orang bilang adalah Zamrud Khatulistiwa, negeri yang subur makmur loh jinawi. Kalau kata Koes Plus sih tongkat kayu dan batu bisa menjadi tanaman. Apapun bisa tumbuh di negeri ini,  ingat..! asal jangan benih korupsi saja yang kita tanam dinegeri ini. Keanekaragaman hayatinya sudah menjadi bagian dari kekayaan hayati dan juga paru-paru dunia .

Jadilah Greenerations

Kini negeri ini sedang menangis, akibat polusi industri dan gas buang kendaraan bermotor membuat pencemaran udara terjadi dimana-mana. Penebangan hutan akibat illegal logging menjadikan kawasan hutan kita semakin sempit. Sementara penurunan permukaan tanah terjadi akibat pembangunan gedung-gedung dan penggunaan air tanah yang berlebihan.

Akankah kelak anak cucu kita nanti masih bisa melihat pantai yang bersih dan indah membiru ? akankah mereka melihat bukit dan gunung yang hijau ? Akankah mereka melihat sungai-sungai yang jernih airnya yang mengairi sawah-sawah hijau mereka ? Dan akankah mereka mendengar merdunya kicauan burung di pagi hari ketika mentari menghangatkan negeri ini ?

Akankah kita bisa melihat lagi hamparan-hamparan permadani hijau sawah kita yang baru ? Ataukah hamparan hijau yang kini ada pun akan perlahan hilang ditelan modernisasi ? Mari kita jaga kelestarian hutan kita, agar ketersediaan air untuk para petani kita bisa terjaga pula. Mari kita dorong pemerintah untuk bisa menjamin dan mengendalikan harga gabah di tingkat petani agar lebih stabil dan terkendali,

Sekaranglah saatnya untuk kita lebih peduli terhadap alam disekitar kita dan  lebih bersinergi dengannya. Negeri ini bukanlah warisan dari nenek moyang kita, tapi merupakan titipan anak cucu kita. Titipan yang harus selalu kita jaga dengan jiwa dan raga sampai akhir hayat kita. Janganlah kita menyia-nyiakan hidup kita dengan tidak menjaga amanah anak cucu kita tersebut

Mari mulai saat ini kita bersatu padu, dengan semangat baru kita bergandeng tangan bersama menyelamatkan negeri ini dari kehancuran. Jadilah bagian dari Greenerations, Generasi yang semakin peduli agar negeri ini semakin hijau. Sekecil apapun tindakan kita untuk lebih bersahabat dengan alam akan sangat berarti bagi generasi yang akan datang. Lakukan apapun yang kita bisa untuk menjadikan negeri ini kembali menjadi hijau dan indah agar merdunya alunan suara desiran angin, kicau burung dan gemericik air kembali memanjakan telinga kita.

Sumber Foto :
1. Simkuring's Collections ( 1,2 & & 4 )
2. www.djisamsoe.com - Adi Wiratmo

0 comments:

Posting Komentar