Rabu, September 17, 2008

September 9/15

Sebenarnya tragedy itu tidak seharusnya terjadi, Lima Belas September Dua Ribu Delapan. Puluhan jiwa melayang hanya untuk mendapatkan sesuatu sebagai penyambung hidup. Rintihan dan erangan manusia terdengar dan terlihat ketika berjuang keras melawan maut. Mengapa semua itu harus terjadi ? Kini tak ada yang perlu disesali, saatnya kita semua berinstropeksi diri.

Era dimana berbagai musibah dan tragedi terjadi di negeri ini. Sudahkah kita memetik berkah dari berbagai peristiwa itu ? Sudahkah kita memetik pelajaran dari peristiwa itu ? Sudah siapkah kita jika hal itu terjadi menimpa kita dan keluarga kita ? Cukupkah bekal yang akan kita bawa ketika menghadap Sang Khalik ? apapun bekal yang kita bawa akan menentukan nasib hidup kita di negeri akhirat kelak.

Purnama bersinar terang kala malam sebelum tragedy terjadi. Walau bentuknya yang tidak seindah cahayanya, namun kedatangnnya selalu ditunggu.Cahayanya memberikan kesejukkan dan kedamaian bagi semua makhluk. Ombak dilautan menari riang gembira menyambut Sang Rembulan. Begitupun binatang malam tampak bersuka cita menemani datangnya Purnama.

Tapi….. itu mungkin malam terakhir bagi sebagian mereka yang telah pergi pada hari itu. Malam dimana mereka bertemu Sang Purnama untuk terakhir kalinya. Malam dimana mereka saling berbagi kedamaian dan harapan untuk hari esok. Cahayanya seakan memberi isyarat agar selalu tegar, selalu tabah dan selalu siap menyongsong hari esok. Semoga ketenangan dan kedamaian selalu menyertai mereka di alam sana.

Empati kita tidak seharusnya dijunjukkan dengan hanya kata-kata saja, tapi dengan perbuatan dan tindakan. Apalagi hanya dengan janji-janji kosong. Ingat jangan sekali-kali kita mengambil keuntungan pribadi dan golongan dari tragedy itu. Ekspolitasi dari tragedy itu untuk kepentingan kita sendiri adalah satu kejahatan besar.

Mari mulai saat ini kita bersatu padu untuk memerangi kemiskinan, memerangi ketidakberdayaan dan memerangi kebodohan yang selam ini membelenggu hidup kita. Ayo bangun jangan hanya tidur dan bermimpi, wujudkan semua angan dan harapanmu untuk memulai hidup baru. Hidup yang penuh dengan cahaya ketenangan dan.kedamaian.

Biasakan hidup kita untuk selalu melihat kejadian dan peristiwa jangan hanya dari satu sisi saja. Lihatlah semua yang kita lihat dari sisi yang baik jangan hanya dari sisi yang buruk. Ambillah hikmah dan pelajaran darinya untuk kita jadikan pegangan dan rambu-rambu dalam menjalani hidup ini. Jadikan diri kita teladan yang baik untuk anak, cucu dan generasi yamg akan datang.

Emang sih semua itu tidaklah mudah, namun juga tidak sesulit apa yang dibayangkan. Tak ada kata terlambat untuk belajar. Saatnya kita untuk mulai menata dan membenahi hidup kita sebelum kita bisa menata dan membenahi hidup orang lain. Singkirkan semua egomu untuk mulai melangkah menuju cahaya-Nya. Harapan dan asa saatnya kita wujudkan dalam hidup kita.

R
enungkan dan pikirkan dengan matang sebelum kita melangkah. Agar langkah kita selalu terukur dan terencana. Jangan sampai langkah kita terhenti hanya karena terperosok ke lubang yang sama. Pastikan langkah kita menginjak dengan benar, hati-hatilah agar tak ada yang disakiti ataupun dilukai. Pastikan juga langkah kita selalu benar dan tentunya bisa memberi manfaat bagi orang lain.
Dimana Bumi Dipijak Maka Disitu Pula Langit Dijunjung.
Asdansbacktonature
Jika Anda Merasa Artikel Ini Menarik Dan Bermanfaat Masukan Alamat Email Anda Disini Untuk Berlangganan Melalui Email Secara GRATIS.

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Tulisan Lain Yang Relevan Dengan Posting Ini :
Training Day
Antara Usia, Hikmah Dan pelajaran
Nilai Sebuah Kejujuran

0 comments:

Posting Komentar